Hai bikers, Kali ini admin akan membahas perbedaan pertamax dan pertalite yang dilihat dari berbagai aspek. Manakah dari keduanya yang lebih bagus efeknya pada performa mesin. Manakah yang lebih irit pada konsumsinya. Hingga kandungan apa saja yang membedakan dari keduanya.
Sebenarnya baik itu pertamax, pertalite, bahkan pertamax turbo dan pertamax racing adalah hanya penamaan produk saja. Keduanya merupakan produk dari PT Pertamina (Persero) yang mudah dibedakan berdasarkan nilai RON juga harganya.
Selain pertamina, perusahaan penyalur BBM swasta juga mempunyai produk serupa. Misalnya untuk RON 90 (sekelas pertalite), ada shell regular, total performance 90 dan Vivo Revvo 90. Sedangkan untuk RON 92 (sekelas pertamax), ada shell super, total performance 92 dan Vivo Revvo 92.
Pada kenyataannya, perbedaan antara pertamax dan pertalite ini tidak bisa kalian anggap sederhana. Seperti begini, manakah yang paling irit, yang paling irit akan kalian gunakan. Atau, manakah yang lebih bertenaga, yang lebih bertenaga akan kalian gunakan.
Seolah-olah kalian bisa menggunakan keduanya tanpa memikirkan efek sampingnya. Karena baik itu pertamax maupun pertalite mempunyai spesifikasi untuk jenis motor tertentu.
Selanjutnya admin akan menjabarkan tentang perbedaan pertamax dan pertalite. Disarankan agar kalian membacanya berurutan, karena antara point yang satu dan yang lainnya saling berkaitan.
1. Perbedaan Pertamax dan Pertalite Pada Harganya
Untuk harga BBM dimanapun akan berubah-ubah. Pada perbedaan harga, pastinya pertamax lebih mahal dari pertalite. Hal ini disebabkan proses produksi pertamax lebih mahal dari pertalite. Selain itu, selisih harga pertalite dan pertamax yang terhitung cukup tinggi jaraknya (gap). Dikarenakan adanya subsidi yang lebih tinggi untuk pertalite.
Pada harga hingga artikel ini dibuat. Harga pertalite untuk pulau jawa adalah Rp. 10.000,- / liter (harga berbeda untuk luar jawa). Sedangkan harga pertamax dipulau jawa adalah Rp. 13.900,- / liter (harga berbeda untuk luar jawa).
2. Perbedaan Pada Kecocokan Rasio Kompresi Mesin
Rasio kompresi mesin setiap jenis motor atau kendaraan itu tidak sama. Pertalite cocok digunakan motor yang memiliki rasio kompresi mesin 9,1 : 1 hingga 10 : 1. Sedangkan pertamax cocok untuk rasio kompresi mesin 10,1 : 1 hingga 11 : 1.
Apa itu rasio kompresi mesin? Rasio kompresi mesin adalah perbandingan seluruh ruang pembakaran BBM dan campuran udara pada mesin, dibandingkan dengan ruang yang disisakan untuk pemadatan.
Karena sebelum diledakan oleh bantuan busi, BBM akan dipadatkan atau di press terlebih dahulu oleh piston. Semakin besar perbandingannya, menunjukan ruang yang disisakan untuk pemadatan semakin sempit. Berarti mesin yang cocok untuk pertamax lebih sempit ruang pemadatannya, sedangkan pertalite lebih renggang.
3. Perbedaan Angka Nilai RON Kandungan Oktan (oktana) dan Heptana
Perbedaan pertamax dan pertalite lainnya adalah dari nilai RON (Research Octan Number). Pertamax mempunyai nilai RON 92 dan Pertalite mempunyai nilai RON 90.
Nilai RON menunjukan berapa kandungan unsur octana (oktan) dari BBM. Karena BBM itu terdiri dari dua unsur, yaitu oktana dan heptana. Oktana adalah unsur yang sulit terbakar. Dan heptana adalah unsur yang mudah terbakar dengan sendirinya pada proses pemadatan (kompresi).
Pada pertamax mengandung unsur oktana 92% dan heptana 8%. Sedangkan pada pertalite unsur oktananya 90% dan heptananya 10%. Dengan begitu pertamax lebih tahan pada tekanan tinggi, sedangkan pertalite lebih besar kemungkinannya terbakar dan meledak sebelum waktunya.
4. Perbedaan Tingkat Penguapan dan Distilasi Dari Pertamax dan Pertalite
Perbedaan pertamax dan pertalite lainnya adalah pada penguapan dan distilasinya. Untuk pertalite, memiliki tingkat penguapan 10% dari keseluruhan isi volumenya pada temperatur (suhu) maksimal 74° C. Untuk tingkat penguapan 50% berada pada temperatur (suhu) maksimal 125° C. Dan penguapan 90% pada temperatur maksimal 180° C. Sedangkan titik didihnya, 100% penguapan berada pada 215° C.
Pada pertamax, memiliki tingkat penguapan 10% dari keseluruhan isi volumenya pada temperatur (suhu) maksimal 70° C. Untuk tingkat penguapan 50% berada pada temperatur (suhu) maksimal 110° C. Dan penguapan 90% pada temperatur maksimal 180° C. Sedangkan titik didihnya, 100% penguapan berada pada 215° C.
Dengan begitu maka tingkat penguapan dari pertamax bisa berada pada temperatur lebih rendah dari pertalite. Jadi hati-hati tuh kalo kalian mengisi bensin di siang hari pada keadaan panas dan terik.
Tapi jangan pernah kalian menilai pada sisi kerugiannya saja. Karena penguapan dan distilasi ini diperlukan, sangat berpengaruh terhadap performa motor. Karena semakin rendah temperaturnya maka akan semakin baik performanya karena pemanasannya semakin cepat.
Semakin rendah tenperatur untuk 10% penguapan menunjukan semakin mudah motor kalian dihidupkan. Semakin rendah tenperatur untuk 50% penguapan berpengaruh pada proses pembakaran dalam, ujung-ujungnya berimbas pada semakin baik performanya. Kamudian, semakin tinggi temperature 90% penguapan maka akan semakin tidak merata distribusi bahan bakar di setiap silinder motor, sehingga mesin akan lebih cepat panas dan rusak.
5. Perbedaan Pengaruh Terhadap Performa dan Tenaga Mesin
Baik atau tidaknya performa mesin bergantung pada besarnya ledakan dari campuran udara dan BBM yang dipadatkan. Semakin padat, pastinya semakin besar ledakannya toh?
Karena unsur oktana yang tahan tekanan yang ada di pertamax lebih tinggi. Dengan begitu, maka pertamax lah yang lebih baik pengaruhnya terhadap performa mesin.
Tapi dengan syarat rasio kompresi motor kalian mendukung atau cocok. Pada rentan 10,1 : 1 hingga 11 : 1. Jika kurang dari itu maka tidak berpengaruh, karena rasio kompresi motor kalian ya hanya segitu. Tingkat pemadatan pertamax dan pertalite sama saja. Dan ketika diledakan sama saja besar ledakannya.
Selain itu pada tingkat 50% penguapan dan distilasi yang berpengaruh terhadap performa motor. Pertamax lebih cepat mencapainya, yaitu pada temperatur maksimal 110° C, sedangkan pertalite berada pada maksimal 125° C.
6. Perbedaan Tingkat Keiritan Pada Konsumsi BBM
Kalo masalah atau irit ya tergantung jenis motor dan mesinnya, juga kebiasaan kalian berkendara. Mesin SOHC cenderung lebih irit dari DOHC. Konfigurasi overstroke lebih irit dari overbore. Mesin yang memiliki 2 katup (valve) lebih irit dari yang 4 katup. Motor manual lebih irit daripada matic. Kubikasi mesin (besarnya cc) lebih kecil akan semakin irit BBM. Hingga, cara kalian bawa motor lebih kalem pastinya lebih irit daripada yang rusuh.
Tapi jika motornya sama dan ridernya sama. Pastinya lagi-lagi tergantung kecocokan rasio kompresinya. Jika seharusnya kalian isi pertamax tapi memaksa isi pertalite. Maka jumlah kandungan heptana yang lebih besar akan menyebabkan tingginya resiko BBM meledak sebelum waktunya (sebelum proses pemadatan selesai). Apa akibatnya menurut kalian? BBM gagal dikonversi menjadi tenaga dan terbuang sia-sia. Malah jadi boros.
Sebaliknya, jika seharusnya isi pertalite tapi memaksa mengisi pertamax. Maka BBM akan kurang kepadatannya. Karena unsur oktana yang lebih besar di pertamax itu tidak mudah terbakar. Dan hanya bisa terbakar sempurna oleh busi jika kepadatannya cukup. Dengan begitu resiko bensin gagal terbakar lebih tinggi. BBM terbuang sia-sia. Ini boros juga ujung-ujungnya.
Selain itu, pada tingkat penguapan. Pertamax sedikit lebih cepat jika dibandingkan pertalite. Pada 10% tingkat penguapannya, pertamax berada pada temperatur (suhu) maksimal 70° C, sedangkat pertalite pada suhu maksimal 74° C
7. Perbedaan Efek Resiko Kerusakan Pada Mesin
Hal ini juga berkaitan dengan kecocokan BBM dengan rasio kompresi mesinnya. Jika rasio kompresi mesinnya kurang cocok untuk menggunakan pertamax. Maka BBM yang gagal terbakar, lama-lama akan menghasilkan kerak di mesin.
Terjadi fuel dilution. BBM yang tidak terbakar tadi mempunyai kemungkinan untuk menyusup ke poros engkol (crankshaft) melalui celah di piston. Selanjutnya akan mengakibatkan pengenceran pada oli mesin. Meisn jebol dah lama-lama.
Resiko kerusakan juga terjadi pada rasio kompresi mesin yang kurang cocok menggunakan pertalite. Bahan bakar yang meledak sebelum waktunya akan menyebabkan detonasi atau knocking.
Ledakan atau detonasi menyebabkan daya yang besar berlawanan arah. Pastinya lama kelamaan akan menyebabkan stang seher (conrod) bengkok. Belum lagi gesekan tidak beraturan piston ke dinding silinder akan menyebabkannya cepat aus dan rusak.
8. Perbedaan Warna Cairan Pada Pertamax dan Pertalite
Pertamax dan pertalite, bahkan pertamax turbo dan racing memiliki warna yang berbeda. Pada pertalite warnanya hijau, sedangkan pertamax berwarna biru.
Sebenarnya, warna yang diberikan pada BBM hanya untuk pembeda saja. Tidak ada kaitannya dengan tingkat keborosan hingga performanya. Dengan begitu BBM akan lebih sulit untuk dioplos oleh oknum yang menginginkan keuntungan dengan kecurangan.
9. Perbedaan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Polusi
Jika berbicara tentang polusi udara dari pertamax dan pertalite. Pastinya berhubungan erat dengan kandungan RON atau nilai oktan didalamnya. Semakin tinggi nilai oktannya maka semakin rendah polusinya.
Dengan begitu, polusi dari pertamax cenderung sedikit dibandingkan pertalite. karena nilai kandungan oktan yang lebih tinggi. Tapi tetap, rasio kompresi mesin harus sesuai. Dengan begini sebaiknya produsen dan pabrikan motor harus lebih memperhatikan rasio kompresi mesin dari produknya.