Beranda Teknologi Roda 2 3 Cara Miningkatkan Dan Menambah Top Speed Menggunakan Rumus Perhitungan

3 Cara Miningkatkan Dan Menambah Top Speed Menggunakan Rumus Perhitungan

1025
0
3 tips dan cara menambah top speed motor matic dan manual

Jika kalian bertanya apakah ada cara menambah top speed untuk motor matic dan manual? Tentu saja jawabannya sangat bisa sekali hal itu dilakukan. Tapi, sebelumnya admin akan menjelaskannya dulu agar kalian tidak gagal paham. Bukan exmotoride namanya jika tidak menjelaskan konsepnya secara detail.

Sekarang begini, meningkatkan top speed itu tidak berhubungan langsung dengan performa motor kalian. Karena performa motor kalian dipengaruhi oleh power (tenaga) dan torsi untuk mencapai kecepatan puncaknya.

Ada yang masih bingung dan belum mengerti? Admin tambahkan ini, agar kalian bertambah bingungnya. Kalian bisa menambah top speed dari motor kalian dengan menaikan RPM, gear ratio dan ukuran diameter roda. Tapi, apakah tenaga motor kalian mampu mencapainya?

Apa Yang DImaksud Dengan Top Speed dan Bagaimana Menghitungnya

apa itu arti dan pengertian top speed

Pengertian atau arti dari top speed (kecepatan puncak) ini adalah kecepatan maksimum yang bisa diraih kendaraan (motor). Berarti hal ini ada hubungannya dengan batas, sampai secepat apa motor kalian berlari.

Tentunya antara motor yang satu dan lainnya berbeda. Bukan tanpa adanya hitung-hitungannya. Kecepatan puncak ini dipengaruhi oleh RPM mesin, rasio reduksi total gear (gigi) dan diameter efektif roda.

Rumus dan Persamaan Untuk Menghitung Top Speed

Jadi, untuk menghitung top speed ini dapat dihitung menggunakan rumus. Persamaan atau rumus untuk menghitung top speed adalah V = (60 x 3,14 x D x N) : (1000 x I), dimana V adalah kecepatan puncak, D adalah Diameter efektif roda, N adalah Putaran Mesin (RPM) dan I adalah Total reduksi gear.

Sebelum menghitung top speed (V), kalian harus menghitung total reduksi gearnya terlebih dahulu (i). Total reduksi gear bisa dihitung menggunakan rumus persamaan :

i = (z2 : z1) x (z4 : z3) x (z6 : Z5)

Map Gambar Letak Gear Ratio

maping peta sistem transmisi gear ratio motor

Dimana :

  • Z2 : Z1 = Gigi Primer
  • Z6 : Z5 = Gigi sekunder (Final gear)
  • Z4 : Z3 = Gigi yang bisa berganti secara manual (oleh kaliah) atau secara otomatis (pada motor matic)

Contoh Untuk Menghitung Top Speed

Agar kalian bisa lebih paham dan mengerti, sebaiknya admin kasih contoh saja ya. Misalnya admin ambil contoh pada yamaha vixion dengan data sebagai berikut :

  • Gigi Primer = Z2 : Z1 = 73 : 24 = 3.0417
  • Gigi Skunder (final Gear) = Z6 : Z5 = 42 : 14 = 3
  • Gigi 1 = Z4 : Z1 gigi 1 = 34 : 12 = 2.833
  • Gigi 2 = Z4 : Z1 gigi 2 = 30 : 16 = 1.875
  • Gigi 3 = Z4 : Z1 gigi 3 = 30 : 21 = 1.428
  • Gigi 4 = Z4 : Z1 gigi 4 = 24 : 21 = 1.142
  • Gigi 5 = Z4 : Z1 gigi 5 = 22 : 23 = 0.956
  • Diameter efektif roda = 60 cm = 0.6 m
  • Max rpm mesin = 10.000 rpm

Sebenarnya setiap gigi (dari gigi 1 hingga gigi 5) bisa dihitung. Tapi, untuk menentukan top speed atau kecepatan puncak berarti yang dihitung adalah gigi terbesar. Pada yamaha vixion ini gigi 5 (yang terbesar), karena hanya mempunyai 5 gigi. Jika motor kalian mempunyai 6 gigi (percepatan), maka yang dihitung adalah gigi 6.

Reduksi gear (i) dari gigi 5 = 3,0146 x 0,956 x 3 = 8,724

Karena data sudah lengkap, maka kalian bisa menghitung top speed dari yamaha vixion sebagai berikut :

V = (60 x 3,14 x 0,6 x 10.000) : (1000 x 8,724) = 1.130.400 : 8724 = 129,57 km/jam

3 Tips dan Cara Menambah Top Speed Motor Yang Paling Mudah

cara meningkatkan top speed dengan rpm, diameter roda dan rasio gear

Setiap jenis motor sebenarnya bisa dinaikan top speednya. Berarti motor supra bapak juga bisa di setting ke top speed 200 km / jam dong? Yang jadi pertanyaan, apakah tenaganya mampu mendorong bebannya hingga mencapai top speed yang terlampau tinggi? Ya intinya si, jika tidak merubah mesin atau tenaganya, malah akan mengurangi kemampuan motor kalian berakselerasi.

RPM mesin, rasio reduksi total gear (gigi) dan diameter efektif roda adalah tiga faktor yang mempengaruhi top speed. Dengan begitu, jika kalian mencari cara menambah top speed, ya hanya merubah settingan atau upgrade ketiga faktor tadi. Bisa salah satu, bisa dua dari tiga, bisa juga ketiganya, bebas.

1. Menaikan RPM Mesin

Menaikan RPM putaran mesin bisa dilakukan misalnya dengan menaikan limit dari pabrikan. Menaikannya bisa bersamaan dengan bore up atau hanya merubah settingan ecu atau ecm saja. Tapi kalian harus memahami dulu tentang bore x stroke dari piston, juga mesin SOHC atau DOHC jika misalnya motor kalian 4 tak.

Pada mesin SOHC, umumnya mempunyai limit RPM yang lebih rendah dari DOHC. Mesin ini berpotensi untuk ditambah RPMnya dengan membuka limitnya. Tapi, mesin SOHC ini tidak dirancang untuk RPM terlampau tinggi. Resiko mesin jebol akibat gesekan piston dengan dindingnya terlampau sering yang mengakibatkan mesin rawan jebol. Berhati-hatilah jika kalian berniat menaikan RPM pada mesin, terlebih pada mesin SOHC.

2. Menaikan Diameter Roda

Cara menambah top speed dengan menaikan diameter roda ini bukan hanya velg saja, melainkan keseluruhan, termasuk bannya. Semakin besar diameter roda, maka kecepatan puncak atau top speed akan meningkat. Sebaliknya, semakin kecil diameter roda, akselerasi akan meningkat. Artinya apa? Jika kalian memperbesar diameter rodanya misalnya dari ring 17 ke 18, maka top speed akan naik tapi akselerasinya berkurang.

Mengganti ukuran diameter roda tidak bisa dikatakan mudah, terlebih konsekuensinya. Kemungkinan besar kalian harus merubah arm atau garpunya. Kemudian pastikan apakah bannya mentok atau tidak ke spakbor depan. Hingga speedo meternya yang kemungkinan akan menjadi error.

3. Merubah Rasio Gigi (Gear Ratio)

Semua gear ratio, baik itu gear primer, gear transmisi hingga gear sekunder (final gear), tapi yang mudah dan umum dilakukan adalah ubahan pada final gear. Intinya adalah dengan menaikan atau menurunkan salah satu unsur pembanding dari kedua gear yang terhubung.

Misalnya pada contoh yamaha vixion yang admin jabarkan sebelumnya. Untuk final gear (Z2 : Z5) tertulis 42 : 14 = 3. Kalian bisa menaikan top speed dengan dua cara, yaitu memperbesar gear depan / Z5 atau memperkecil gear belakang / Z6. Contohnya :

  • Final gear ratio untuk top speed dengan memperkecil gear belakang (Z6)  = 40 : 14 = 2.86
  • Final gear ratio untuk top speed dengan memperbesar gear depan (Z5) = 42 : 15 = 2.8

Dengan demikian akan ada perubahan nilai dari reduksi gearnya menjadi :

i gigi 5 = 3,0146 x 0,956 x 2,8 = 8,07 (diambil contoh merubah final gear opsi kedua).

Maka top speed akan berubah menjadi :

V = (60 x 3,14 x 0,6 x 10.000) : (1000 x 8,07) = 1.130.400 : 8070 = 140,07 km/jam.

Dengan demikian, hanya dengan merubah rasio final gear (gear akhir), maka top speed yamaha vixion meningkat dari yang sebelumnya 129,57 km/jam menjadi 140,07 km/jam.

Cara Menaikan Top Speed Memang Boleh Dicoba Tapi Jangan Abaikan PWR

top speed dynotest vs real

Apa sih PWR itu? PWR ini merupakan singkatan Power To Weight Ratio. Artinya ukuran seberapa motor kalian untuk mendorong beban motor itu sendiri menuju kecepatan tinggi. Sedangkan batas dari kecepatan tinggi motor kalian itu ya top speed itu tadi.

Top speed adalah batasan tercepat motor kalian berlari. Bukan performanya, karena settingan top speed tinggi akan percuma jika tenaga motor kalian membutuh waktu yang sangat lama untuk mencapainya.

Jika pada balapan, motor lawan kalian yang top speednya lebih rendah bisa saja keburu “finish” duluan. Mending kalo lama naiknya, bagaimana jika sama sekali tenaga motor kalian tidak bisa mencapai top speednya?

Simulasi Pengujian Top Speed Pada Dyno Test

Misalnya saja pada pengujian power on crank dan power on wheel. admin sering mendapatkan tontonan begini. Ada yang memperlihatkan motor yang diuji di dynamo meter atau dyno test. Speedometernya menunjukan angka top speed hingga 180 km/jam, bahkan ada yang hingga 200 km/jam. Padahal motornya hanya 150 cc atau hasil boreup. Hal ini menandakan ada perubahan pada settingan motornya. Sehingga kecepatan puncaknya bisa setinggi itu.

Tapi coba kalian lihat powernya berapa. Misalkan hasil boreup dan ubahan habis-habisan, bisa menaikan motor 150cc dengan bobot 120 kg menjadi 25 HP. Padahal normalnya ada di kisaran 16 HP – 17 HP. Dengan begitu top speednya bisa berubah dan naik menjadi 180 km/jam dari normalnya 140 km/jam pada dynamo meter.

Kemudian bandingkan dengan motor 250cc 2 silinder standar tingting tanpa rubahan apapun. Motor ini memiliki power 40 HP dengan bobot 165 kg. Ternyata hasil uji di dyno test tidak jauh berbeda dengan motor 150cc, misalnya ada di kisaran 180 km/jam juga.

Untuk perbandingan skor keduanya dihitung berasarkan PWR atau power to weight ratio dengan score terendah adalah yang terbaik. Untuk motor 150cc = 120 kg : 25 hp (hasil boreup mati-matian), hasilnya 4,8. Sedangkan motor 250 cc 2 silinder standar = 160 kg : 40 HP, hasilnya adalah 4,125. Terlihat masih unggul motor 250cc standar meskipun top speednya sama.

Simulasi Pengujian Top Speed Pada Keadaan Sebenarnya

Kemudian, motor 150cc boreup diuji bersama ridernya dengan berat 70 kg. Dengan demikian bobot total bertambah menjadi 190 kg. Setelah itu hitung dengan cara yang sama menggunakan metode PWR. Nilai untuk motor 150 cc bore up = 190 kg : 25 HP, hasilnya 7,6. Jauh lebih tinggi dari hasil PWR dyno test dengan nilai 4,8.

Dengan ditambah beban pengendara yang sama seberat 70 kg. Bobot total motor 250cc 2 silinder standar menjadi 230 kg. Pada PWR motor 250cc 2 silinder dihitung 230 kg : 40 hp, ternyata hasilnya 5,75.

Artinya apa menurut kalian, jika kejadiannya begitu? Ternyata jika ditambah beban dan hambatan akan sedikit berpengaruh terhadap motor 250 cc yang powernya lebih besar. Sebaliknya, untuk motor yang powernya lebih kecil akan sangat berpengaruh jika ditambah beban. Jadi tidak heran lah ya, jika pada keadaan sebenarnya dijalanan motor 250cc ini bisa hingga 175 km/jam, sedangkan motor bore-up dari 150cc hanya tembus 150 km/jam.

Selain itu dijalanan yang sesungguhnya terdapat berbagai hambatan, misalnya saja angin. Hal demikian akan semakin menghambat dan menjadi beban dari motor. akan tetapi, motor dengan power yang lebih besar akan selalu lebih baik untuk melawannya. Maka dari itu, abaikan saja top speed di dyno test. Sebaiknya gunakan dynamo meter untuk mengukur power motor dan torsi saja.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini