Home Teknologi Roda 2 BBM Yang Tepat Untuk Rasio Kompresi Mesin Harus Sesuai Dengan Nilai RON

BBM Yang Tepat Untuk Rasio Kompresi Mesin Harus Sesuai Dengan Nilai RON

0
747
Rasio kompresi yang cocok untuk BBM bensin

Halo bikers, kali ini admin akan membahas dan menjelaskan tentang rasio kompresi pada mesin motor (dan kendaraan lainnya). Tentang kompresi bahan bakar ini akan menentukan jenis bensin (BBM) apa yang tepat agar performa motor kalian optimal. Serta apa saja masalah yang akan terjadi jika BBM yang biasa kalian gunakan ternyata tidak sesuai dengan spesifikasi mesinnya.

Sebelum membahas kearah yang lebih jauh lagi, sebaiknya kalian membaca artikel lainnya tentang perbedaan mesin SOHC dan DOHC dan bore x stroke pada piston. Maksudnya agar kalian tidak mengalami kesulitan untuk mencerna apa yang admin sampaikan. Setidaknya untuk mengetahui karakter dan performa dari dapur pacu motor kalian saat ini.

Apa Itu Perbandingan atau Rasio Kompresi Pada Mesin dan Cara Menghitungnya

cara menghitung rasio kompresi motor

Rasio kompresi adalah perbandingan antara volume silinder ketika piston berada di titik yang paling terendah (TMB) dan tertinggi (TMA). Tentu saja perbandingan ini bukan menghitung ruang kosongnya. Tapi ruang dari BBM yang belum dipadatkan dan sudah dipadatkan (dikompresi).

Gampangnya begini saja agar mudah dipahami. Rasio kompresi ini menggambarkan volume seluruh isi ruang bakar dibandingkan dengan bagian ruang campuran udara dan BBM yang sudah dikompresi.

Bermula dari kinerja mesin pada bagian pistonnya atau sehernya. piston ini bergerak turun dan naik dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah) secara berulang-ulang. Gerakan piston ini bertujuan untuk menghisap campuran udara dan BBM, mengkompresi / memadatkan campuran udara dan BBM, meledakannya dengan dan oleh bantuan busi, mendorong sisa hasil pembakaran keluar.

rumus menghitung kompresi mesin

Melihat dari kerja piston diatas, maka bahasan admin akan terfokus pada “mengkompresi atau memadatkan campuran udara dan BBM”. Ruang gerak turun dan naiknya piston berjarak sepanjang batas dari TMB ke TMA, juga sebaliknya, ditandai V2. Sedangkan gerakan piston ke atas, tidak secara penuh atau mentok, tapi menyisakan sedikit ruangan yang ditandai V1.

Berarti V1 juga bisa diartikan tempat hasil kompresi (setelah piston bergerak ke titik TMA memadatkan BBM dan campuran udara) berkumpul. Pada langkah selanjutnya akan diledakan busi.

Untuk menghitung kompresi mesin digunakan rumus CR = V1+V2 / V1. Dimana CR adalah nilai rasio kompresi, V1 adalah ruang hasil kompresi dan V2 adalah jarak gerak piston dari TMB ke TMA.

Contohnya jika ada satu mesin motor yang membunyai ruang tempat jarak naik dan turunnya piston sebesar 150cc dan sedikit ruang diatasnya sebesar 15 cc. Maka nilai kompresi motor adalah 15+150 / 15 = 11. Jadi untuk rasio kompresinya bisa ditentukan sebesar 11 : 1.

Jenis RON Bahan Bakar (BBM) yang Cocok Untuk Nilai Rasio Kompresi

RON BBM yang cocok untuk mesin

Semakin besar tekanan yang diberikan piston, mengakibatkan BBM menjadi semakin padat. Ketika dibakar oleh busi, akan menghasilkan ledakan. Semakin besar ledakan akan menghasilkan daya yang semakin besar. Jadi paham ya, semakin tinggi kompresinya maka ledakannya semakin besar dan ujung-ujungnya berimbas pada tenaga motor kalian yang semakin baik performanya.

Admin sering mendapatkan kasus seperti ini. Sebagian orang menganggap jika diisi pertamak, maka performanya akan semakin baik. Pernah juga melihat ada yang membuli motor harley davidson lawas yang ikut antrian BBM jenis pertalite. Admin maklum lah ya buat yang tukang buli, mulutnya lebih maju dari otaknya. Maksud admin, hal-hal seperti itu tidak akan terjadi jika mereka paham tentang rasio kompresi, karena jenis BBM yang cocok ditentukan rasio kompresinya.

Pengertian RON sendiri singkatan dari “Research Octane Number“. RON ini menjadi patokan kualitas BBM berdasarkan nilai atau tingkat oktannya. Angka RON juga menunjukkan tingkat ketukan atau banyaknya ketukan (knocking), yang dihasilkan di ruang bakar kendaraan saat pembakaran. Atau sederhananya begini, RON menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan di ruang bakar kendaraan.

Unsur Oktana dan Heptana Menentukan Nilai Oktan

Masih bingung? Baiklah admin jelaskan sedikit lebih mendalam. BBM ini pada umumnya mempunyai dua unsur, yaitu heptana dan oktana. Heptana adalah kandungan yang mudah terbakar oleh tekanan. Tekanan apa? Ya tekanan kompresi piston tadi. Sedangkan kandungan oktana adalah kandungan yang tidak mudah terbakar, atau tahan dari tekanan yang bertambah besar dan panas.

Karena unsur heptana bisa meledak sebelum dibakar oleh busi (akibat tidak tahan tekanan), maka akan mengakibatkan knocking atau detonasi pada mesin. Hal ini tentunya tidak baik pada performa motor dan kesehatan mesinnya untuk jangka waktu kedepannya.

Seharusnya, yang baik itu BBM tahan dari kompresi dan akan meledak hanya oleh busi saja. Sedangkan pada oktana, unsur ini hanya meledak jika dibakar busi pada kompresi tinggi, maka nilai inilah yang dicari. Misalnya pada pertalita nilai RON-nya 90 dan pertamax 92, berarti pada pertalite memiliki kandungan oktana 90%, sisanya heptana sebesar 10%. Untuk pertamax, kandungan oktana 92% dan heptana 8%.

RON yang Cocok Untuk Rasio Kompresi Bahan Bakar Motor

Jadi, BBM yang cocok untuk motor saya apa? premium, pertalite, pertamax, pertamax turbo, shell, total atau vivo? Untuk menentukan BBM yang cocok dengan motor atau kendaraan kalian adalah lihat spesifikasi motornya dulu. Berapa nilai kompresinya?, biasanya tertulis di brosur, tertulis di website, atau kalian bisa tanya sales motor, mekanik atau googling saja lah di google biar ga ribet.

perbandingan rasio kompresi dan nilai angka RON BBM yang cocok

Apapun itu baik pertamina, shell, total, vivo hanya merk saja. Sedangkan premium, pertalite, pertamax adalah nama produk BBMnya. Jangan pedulikan keduanya, yang harus kalian perhatikan adalah nilai oktan atau RON dari BBMnya.

  1. Ron 88 untuk rasio kompresi 9 : 1 atau dibawahnya, misalnya Pertamina premium.
  2. Ron 90 untuk rasio kompresi 9,1 : 1 hingga 10 : 1, misalnya pertamina pertalite, shell regular, total performance 90, Vivo Revvo 90.
  3. Ron 92 untuk rasio kompresi 10,1 : 1 hingga 11 : 1, misalnya pertamax, shell super, total performance 92, Vivo Revvo 92.
  4. Ron 95 untuk rasio kompresi 11,1 : 1 hingga 12 : 1, misalnya shell v-power, total performance 95, vivo Revvo 95.
  5. Ron 98 untuk rasio kompresi 12,1 : 1 hingga 12,5 : 1, misalnya pertamax turbo.
  6. Ron 100 untuk rasio kompresi diatas 12,5 : 1, misalnya pertamax racing.

Sebagai catatan misalnya, pertamax plus (RON 95) tidak lagi diproduksi pertamina. Jika kalian membutuhkan RON 95 dari pertamina, maka bisa menggunakan merk lainnya. Jika ditempat kalian tidak ada SPBU atau POM bensin selain pertamina, maka bisa mencampur pertamax plus dengan pertamax turbo dengan takaran tertentu yang akan admin jelaskan.

Apakah Bisa Mencampur BBM Dengan Nilai RON yang Berbeda?

mencampur bbm yang angka RON nya berbeda

Asalkan jangan mencampur bensin dengan solar, bensin dengan minyak tanah. Mencampur BBM yang berbeda tidak masalah, selama masih satu jenis. Tidak masalah jika nilai RON dari BBM yang dicampur berbeda. Begitu juga jika merknya berbeda, misal pertamina dengan shell.

Efek apakah yang akan terjadi jika BBM dengan nilai RON berbeda ini dicampur? Tentu saja jawabannya akan merubah kandungan nilai RON dari BBM yang ada di tangki bensin motor kalian.

Misalnya kalian mencampur pertalite (RON 90) dengan pertamak turbo (Ron 98). Sebelumnya di tangki bensin kalian masih tersisa 3 litter pertalite. Lalu kalian mengisi petamax turbo sebanyak 4 liter. Dengan demikian nilai dari RON akan berubah menjadi  (3×90) + (4×98) / 3+4. Maka nilai RON bensin di tangki motor kalian berubah menjadi 94,6.

Atau pada kasus lainnya kalian mencampur BBM dengan takaran 10% premium, 40% pertalite, 20% pertamax, 30% pertamax turbo. Perubahan nilai RON bisa dihitung juga menggunakan persentase. (10×88) + (40×90) + (20×92) + (30×98) / 100. Maka nilai RON dari bensin kalian adalah 92,6.

Pencampuran RON ini terkadang perlu dilakukan. Misalnya kalian melakukan touring yang belum tentu tersedia BBM dengan RON kebutuhan motor kalian. Salah satu persiapannya adalah dengan mengisi BBM yang nilai oktan atau RON nya lebih tinggi. Jadi, jika kalian terpaksa harus mengisi pertalite, maka nilai oktannya masih bisa ditoleransi oleh mesin.

Permasalahan Yang Akan Terjadi Jika Salah Memilih BBM dan Solusinya

kerusakan akibat salam mengisi BBM dengan rasio kompresinya

Tentu saja jika kalian salah mengisi BBM yang tidak sesuai dengan rasio kompresi akan mengakibatkan masalah. Kinerja mesin pada proses pembakarannya akan terganggu. Untuk jangka panjang motor anda akan mengalami kerusakan yang bisa saja cukup parah. Hal ini berlaku untuk kasus mengisi BBM yang nilai RON nya lebih rendah atau tinggi dari rasio kompresinya.

Nilai RON BBM Yang Lebih Rendah Dari Yang Seharusnya

Misalnya rasio kompresi motor kalian saat ini adalah 10,5 : 1 yang seharusnya diisi pertamax atau RON 92. Selama ini, motor kalian selalu diisi pertalite RON 90. Apakah ada efek negatifnya? Tentu saja ada.

Permasalahannya ada di kandungan hektana lebih besar dari yang seharusnya. Bahan bakar beresiko tinggi terbakar dan meledak sebelum waktunya. Mesin akan mengalami detonasi atau knocking. Bayangkan ketika piston dengan kecepatan tinggi mendorong keatas, lalu ada ledakan ditengah perjalanannya. Ledakan atau detonasi menyebabkan daya yang besar berlawanan arah. Pastinya lama kelamaan stang seher (conrod) akan bengkok. Belum lagi gesekan tidak beraturan piston ke dinding silinder akan menyebabkannya cepat aus dan rusak.

Solusinya ya, kalian bisa mencampurnya dengan BBM yang nilai RON nya lebih tinggi (misalnya pertamax turbo). Dengan takaran tertentu agar nilai RON nya naik. Sesudah itu isi terus menggunakan pertamax. Ribet ya? Mending kuras saja, lalu ganti pertamax seterusnya.

Nilai RON BBM Yang Lebih Tinggi Dari Yang Seharusnya

Adakalanya pemilik motor, mungkin beberapa dari kalian berharap dengan mengisi BBM yang lebih tinggi nilai RON-nya akan meningkat tenaganya. Tentu saja hal ini salah. Karena jika nilai RON lebih tinggi dari rasio kompresi akan berakibat pada resiko terjadinya kegagalan pembakaran.

Lebih tepatnya mubazir. BBM akan terbuang percuma karena tidak meledak di ruang bakar. Udah harganya lebih mahal, malahan terbuang sebagian. Yang tadinya kalian berharap performa motor membaik malah sebaliknya. BBM atau bensin yang gagal terbakar itu tidak menghasilkan konversi tenaga, malah bisa saja jadi turun performanya.

BBM yang gagal terbakar lama-lama akan menghasilkan kerak di mesin. Lebih parahnya terjadi fuel dilution. BBM yang tidak terbakar tadi mempunyai kemungkinan untuk menyusup ke poros engkol (crankshaft) melalui celah di piston. Selanjutnya akan mengakibatkan pengenceran pada oli mesin. Taukan akibatnya? Lama-lama mesin akan jebol.

Bagaimana cara mengatasinya? Cara mudahnya ya ganti BBMnya dengan RON sesuai rasio kompresinya. Atau jika ingin mempertahankannya, upgrade sistem pembakarannya. Mungkin bisa mengganti busi dengan sistem pengapian yang lebih baik. Misalnya busi brisk dengan pengapian 360 drajat, pastinya lebih baik dari sistem pengapian satu titik saja.

Untuk lebih tepatnya mengenai pemilihan BBM yang tepat untuk rasio kompresi adalah konsultasikan dengan pabrikannya. Karena setiap pabrikan pastinya sudah antisipasi tentang hal ini. Terkadang, atau bisa saja mereka menetapkan kompresi tinggi tapi bisa menggunakan BBM yang memiliki nilai RON rendah.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here