Home Luar Negeri Spesifikasi Terlengkap Motor Listrik Energica Ego Yang Setara Moge 1000cc

Spesifikasi Terlengkap Motor Listrik Energica Ego Yang Setara Moge 1000cc

0

Energica Ego merupakan motor listrik tercepat dan terkencang hingga saat ini (12/22). Motor buatan Energica electric motorcycles asal italia ini performanya diatas rata-rata motor listrik pada umumnya. Pokonya sangat berbeda dengan motor listrik yang sering kalian lihat dijalanan.

Eksistensi dan keseriusan Energica Ego pada kecepatan tidak usah kalian ragukan lagi. Motor ini mengikuti ajang balapan motoE, itu tuh motoGPnya motor setrum. Sebenarnya bukan mengikuti tapi semua motornya memang Energica Ego. Energica sendiri ditunjuk Dorna sebagai produsen tunggal hingga 2022.

Spesifikasi dan Harga Energica Ego

spesifikasi lengkap dan mesin energica ego

Sebenarnya moto-e sport full fairing Energica Ego ini terdiri dari 3 varian. Energica Ego, Energica Ego+ dan Energica Ego+ RS. Ketiganya memiliki perbedaan pada spek dan performanya, dimana Ego+ RS adalah yang terbaik dan Energica Ego adalah versi standar atau basicnya.

Selain 3 varian saat ini, Energica Ego juga memiliki 3 memiliki saudara kandung. Disana ada EsseEsse9 berjenis neo retro classic, Eva Ribelle berjenis naked bike (street fighter) dan Experia yang berjenis dual purpose adventurer.

Spesifikasi Energica Ego, Ego+ dan Ego+ RS

Ketiga varian Energica Ego dibekali “mesin” motor penggerak Magnet AC (alternating current) permanen. Ketiganya bisa dibedakan dari spesiffikasinya sebagai berikut :

1. Performa

  • Kecepatan Maximum Ketiganya (Top Speed) dibatasi sekitar 240 km/jam.
  • Akselerasi
    • EGO 0-100 km/jam (0-60 mph): 2.9 detik
    • EGO+ 0-100 km/jam (0-60 mph): 2.8 detik
    • EGO+ RS Version 0-100 km/jam (0-60 mph): 2.6 detik
  • Power (Tenaga)
    • EGO : 145 hp (107 kW)
    • EGO+ / RS : 169 hp (126 kW)
  • Torque (Torsi)
    • EGO : 200 Nm
    • EGO+ / RS : 215 Nm
  • Jarak Tempuh (Hingga Batre Habis)
    • EGO
      • Perkotaan (jalanan lenggang) : 200 km
      • Kombinasi lenggang-padat : 160 km
      • Extra-Urban (jalanan padat): 130 km
    • EGO+ / RS
      • Perkotaan (jalanan lenggang) : 400 km
      • Kombinasi lenggang-padat : 230 km
      • Extra-Urban (jalanan padat): 180 km
  • Pilihan Mode Berkendara (Riding Modes) : 4 Riding Modes: Eco, Standard, Wet, Sport. 4 Regenerative Maps: Low, Medium, High, Off.
  • Kemudahan Parkir (Park Assistant) : Maju 2,8 km/jam maksimal. Mundur 2,8 km/jam maksimal.

2. Batre (Battery)

  • Kapasitas
    • EGO : Max 13.4 kWh / Nominal 11.7 kWh – lithium polymer
    • EGO+ / RS : Max 21.5 kWh / Nominal 18.9 kWh – lithium polymer
  • Waktu Hidup (Life Time) 1200 Cycles (pengisian ulang) @ 80% Capacity (100% DOD)
  • Garansi kendaraan 2 tahun. Garansi batre 3 tahun / 50.000 Km (31.000 miles).
  • Isi Ulang Batre (Recharging) DC Fast Charge Mode 4: jarak tempuh 400 km terisi dalam 1 jam atau 6,7 km dalam 1 menit. Slow Charge Mode 2 or 3: jarak tempuh 63,5 km terisi dalam 1 jam
  • Alat Untuk Charger (Battery Charger) : Onboard, [110-220]V [50-60]Hz, 3 kW. Conforms to Standards SAE J1772 and IEC 62196-2 with pilot signal for charging station interface.
  • Fungsi LPR (LPR Function) : Jika tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama akan melakukan maintenance dan balancing sendiri secara otomatis.
  • Intrupsi Pengisian Batre (Charge Interruption) : Pengisian batre bisa diputus secara otomatis dan diatur sendiri oleh user pada tingkatan (berapa persen batre terisi) sesuai yang diinginkan.

3. Rangka, Roda dan Pengereman

  • Roda Depan dan Belakang : Velg (Cast) Aluminium: depan (front) 3.5” x 17” / belakang (rear) 5.5” x 17”.
  • Ban (Tyre) : Pirelli Diablo Rosso III – depan (front) 120/70 ZR17 / belakang (rear) 180/55 ZR17.
  • Rangka (Frame) tubular teralis baja (Steel Tubular Trellis).
  • Swingarm Cast Aluminum.
  • Suspensi Depan (Front Suspension) : Marzocchi Ø43 mm, Adjustable Rebound and Compression Damping, Spring Preload.
  • Sockbreker Belakang (Rear Mono) : Bitubo Rear Mono Shock Adjustable Rebound, Spring Preload.
  • Rasio Gigi (Gear Ratio)
    • EGO / EGO+ : (16/44) 525 O-Ring Chain,
    • EGO+ RS : (15/44) 525 O-Ring Chain.
  • ABS Bosch Switchable.
  • Rem Depan (Front Brake) Brembo, Double Floating Discs, Ø330 mm, 4 Pistons Radial Caliper.
  • Rem Belakang (Rear Brake) Brembo, Single Disc, Ø240 mm, 2 Pistons Caliper.

4. Dimensi dan Bobot

  • Ketinggian Tempat Duduk (Seat Height) : 810 mm / 31,9”
  • Wheelbase : 1465 mm / 57,7”
  • Panjang (Length) : 2140 mm / 84,2”
  • Lebar (Width) :  870 mm / 34,25”
  • Tinggi (Height) : 1166 mm / 45,9” (tidak termasuk spion)
  • Bobot (Berat / Weight) :
    • Ego : 282 Kg
    • Ego+ / RS  : 260 Kg

Harga Energica Ego, Ego+ dan Ego+ RS

Harga dari 3 varian Energica Ego ini pastinya berbeda, tergantung banyaknya fitur dan keistimewaan yang disematkan. Untuk Energica Ego+ RS dijual di Indonesia mencapai Rp 1,2 miliar On The Road (OTR) Jakarta. Sedangkan di inggris dijual pada harga :

  • Energica Ego : £24.624 atau sekitar Rp 470.516.138,-
  • Energica Ego+ : £28.290 atau sekitar Rp 540.531.938,-
  • Energica Ego+ RS : £29.140 atau sekitar Rp 556.772.735,-

Ya kalau dijual di Indonesia pastinya akan terkena pajak barang mewah. Contohnya tipe (varian) tertinggi Ego+ RS membengkak dari Rp 556.772.735,- menjadi Rp 1,2 miliar. Untuk varian lainnya silahkan perkirakan sendiri berapa tuh  😈 .

Gambaran Seberapa Kencang Performa Energica Ego

Sejak pertama kali diperkenalkan pada EICMA pada tahun 2013 motor ini menepis imej tentang motor listrik yang larinya mirip keong. Motor ini ternyata mampu berlari layaknya keong turbo full power. Bahkan varian tertingginya, Energica Ego+ RS ini mampu berlari hingga 242 km/jam.

Torsi Instan Energica Ego+ RS Vs Gantung RPM Motor Bensin

Pada akselerasinya, untuk jarak 0 – 100 km Energica Ego+ RS hanya membutuhkan waktu 2,6 detik saja. Gila ga tuh om bre? Torsi instan, tapi ya tergantung spek motornya juga kan ya  😆 . Tidak mengherankan lah ya, motor setrum ini kan punya torsi instan.

Gambaran dari torsi instan itu begini.  Ketika kalian menarik grip gas, maka motor listrik akan menerima seluruh voltase dari baterai dan langsung melaju dengan kekuatan maksimal. Langsung ngacirrrrr bre  😀 .

Jika dibandingkan dengan motor pembakaran dalam (internal combustion), atau yang lebih familiar dengan sebutan motor konvensional, motor bensin. Torsi puncak tidak bisa dicapai pada waktu singkat. Membutuhkan waktu dari gerakan pistonnya untuk menghasilkan torsi penuh pada RPM tertentu.

Kalian kan bisa rasakan sendiri tuh di keseharian. Dorongan motor tidak langsung menyentak ke tenaga penuh, tapi butuh waktu. Itu untuk keseharian, pastinya berbeda pada situasi balapan.

Digaris start sebelum balapan dimulai, pembalap biasanya suka gantung gas menariknya ke RPM tinggi agar mendapatkan torsi puncak ketika aba-aba “start” dimulai. Jadi kan bisa dibilang mirip-mirip ya dengan torsi instan.

Performa Energica Ego+ RS Vs Moge

Yang jadi pertanyaan, apakah motor listrik ini akan unggul? Tentunya dengan perbandingan yang sekelas, dengan kata lain output powernya harus kurang lebih sama. Dengan begitu admin mengambil contoh melawan Moge 600cc dan 1000cc.

Metodenya adalah dengan memodifikasi data pabrikan menggunakan power loss dan menambahkan berat rata-rata manusia. Dan selanjutnya dihitung Power To Weight Ratio (PWR) dari kedua motor.

Karena Energica Ego+ RS ini menggunakan sistem penggerak roda rantai, maka tenaga hilang dari output mesinnya bisa diperkirakan antara 5% sd 10% (ambil tengahnya di 7,5%). Jadi, jika besaran power klaim pabrikan sebesar 169 HP (Ego+ RS), maka setelah dihitung power loss-nya menjadi 156,3 HP.

Berat motor listrik Ego+ RS adalah 260 Kg, dengan begitu nilai PWR yang tercapai adalah 2,06 kg / 1 hp. Tentunya sesudah ditambahkan berat rata-rata manusia ke bobot totalnya.

Perbandingan Melawan Moge 600cc

Untuk membandingkan Ego+ RS, maka admin akan mengambil sampel dari beberapa moge 600cc.

  • Kawasaki ZX6R,  134,1 HP @ 13,500 rpm, 70.8 Nm @ 11,000 rpm, 196 kg, PWR 2,08 kg / 1 hp.
  • Suzuki GSXR 600, 123,4 HP @ 13.500 rpm, 68.6 Nm @ 11500 rpm, 187 kg, PWR 2,18 kg / 1 hp.
  • Honda CBR600RR, 119,4 HP @ 14.000 rpm, 64 Nm @ 11.500rpm, 194kg, PWR 2,32 kg / 1 hp.
  • Yamaha YZF R6, 116.8 HP @ 14,500 rpm, 61.7 Nm @ 10500 rpm, 190 kg, PWR 2,33 kg / 1 hp.

Pada akselerasinya, Suzuki GSXR 600 mampu berlari dari 0 – 100 km/jam mencapai 3,34 detik, sedangkan zx6r 3,17 detik. Moge 600cc lainnya juga kurang lebih kisaran segitu. Jika dibandingkan moge 600cc, ternyata Ego+ RS lebih unggul pada Power To Weight Ratio dan akselerasinya.

Perbandingan Lawan Moge 1000cc

Sejalan dengan perbandingan moge 600cc. Pada moge 1000cc admin akan mengambil beberapa sampel :

  • Honda CBR 1000 RR-R, 214,6 HP @ 14.500 rpm, 112 Nm @ 12.500 rpm, 201kg, PWR 1,33 kg / 1 hp.
  • Kawasaki ZX10R, 210,3 HP @ 13,200 rpm, 114.9 Nm @ 11,400 rpm, 207 kg, PWR 1,38 kg / 1 hp.
  • Yamaha YZF R1, 197,3 HP @ 13.500 rpm, 112.4 Nm @ 11.500 rpm, 199 kg, PWR 1,43 kg / 1 hp.
  • Suzuki GSXR 1000, 198.5 HP @ 13.200 rpm, 117 Nm @ 10800 RPM, 201 kg, PWR 1,43 kg / 1 hp.

Pada akselerasinya, ZX10R mampu berlari dari 0 – 100 km/jam hanya mencapai 2,8 detik, sedangkan CBR 1000 RR-R mencapai 2,9 detik.

Jika dibandingkan moge 1000cc ternyata nilai PWR dari Ego+ RS masih kalah. Meskipun begitu, pada pencapaian akselerasi dari 0-100 km/jam ternyata bisa mengungguli moge 1000cc. Hmmmm, torsi instan memang ….. 😉 . Tapi pada ujung-ujungnya dipastikan akan tersalip oleh moge pada trek panjang. Bisa dianggap mampu mengimbangi lah ya.

Ini semua moge terbaru loh ya. Beda cerita jika dibandingkannya tahun 2000 sd 2010. Sepengetahuan admin, muntahan power (tenaga) moge 1000cc waktu itu hanya sekitar 150-an HP saja. Contohnya Yamaha YZF R1 dulu hanya 150 HP, Aprilia RSV Mille 1000 R Nera hanya 141 HP, hingga CBR RR-R Fireblade hanya 147 HP.

Permasalahan Motor Listrik Energica Ego

Meskipun spek dan performanya sangat superior, energica ego ini tetaplah sebuah motor listrik. Permasalahan dan kekurangan yang ada padanya tidak berbeda dengan motor listrik pada umumnya.

Tenaga Berkurang Seiring Berkurangnya Isi Daya Batre

Berbeda dengan motor bensin yang semakin berkurang bahan bakarnya, maka performanya akan semakin baik. Tentunya hal ini disebabkan bobotnya yang semakin berkurang. Sehingga beban mesin ikut berkurang.

Pada motor listrik justru sebaliknya. Sama lah ya dengan perangkat elektronik lainnya. Motor listrik akan berkurang tenaganya, seiring berkurangnya isi kapasitas batre. Pada Energica Ego pengurangannya adalah sebagai berikut :

  • 100% batrai = tenaga 145 HP
  • 90% batrai = tenaga 126,1 HP
  • 80% batrai = tenaga 123,4 HP
  • 70% batrai = tenaga 115,3 HP
  • 60% batrai = tenaga 114 HP
  • 50% batrai = tenaga 104,6 HP
  • 40% batrai = tenaga 99,2 HP
  • 30% batrai = tenaga 91,2 HP
  • 20% batrai = tenaga 84,5 HP

Suara Terlalu Senyap

Kondisi jalanan di Indonesia sangat berbeda dengan eropa. Disini jalanan padat, juga banyak mahkluk (manusia, hewan) yang menyebrang. Seharusnya, semakin cepat motor suaranya wajib semakin bising.

Karena pandangan mata itu terbatas. Misalnya motor didepan kalian suka belok mendadak karena tidak tau ada motor dibelakangnya. Ada spion? jangan berharap banyak lah pada spion. Kemudian anak-anak, emak-emak hingga kucing dan anjing suka nyebrang tiba-tiba.

Pastinya mereka akan menunggu kalian lewat dulu, karena suara motor kalian terdengar dari kejauhan. Kalo ngandelin mata doang mah ya gitu, tadinya liat jalan kosong tiba-tiba ada motor kecepatan tinggi dan brak, tertabraklah.

Energica Ego kecepatan maksimum 240 km / jam, dijalanan indonesia, minim suara? Cari mati  🙄 .

Torsi Terlalu Menjambak

Mengendarai motor itu bukan hanya tarik gas untuk melaju saja. Misalnya pada torsi instan. Memang benar torsi maksimal motor listrik (termasuk Energica Ego) akan kalian dapatkan dari awal pelintir membuka grip gas. Motor langsung nyentak dan seperti loncat. Kalo tidak siap itu boncenger bisa terpental dan terjungkal ke belakang.

Pada balapan dan kecepatan hal ini sangat bagus. Tapi untuk harian? Tentunya berbeda dengan motor bensin yang linear dari kecil hingga besar pada RPM tertentu, lebih nyaman. Tapi admin yakin, permasalahan hentakan motor listrik akan diperbaiki kedepannya.

Kontrol Pengereman Yang Kurang

Untuk mengurangi percepatan dari kecepatan tinggi pastinya membutuhkan rem. Pada motor manual (bensin) memiliki satu rem tambahan selain rem depan dan belakang. Dinamakan engine brake yang keberadaannya sangat vital atau penting.

Pada motor listrik, engine brake tidak didapatkan semudah motor bensin. Jika motor bensin hanya perlu menutup gas saja, selanjutnya engine brake akan berfungsi. Pada Energica Ego, kalian harus sedikit pelintir gas sambil menekan tuas rem depan dan belakang.

Energica Ego masih mending, karena dibantu juga tombol engine brake dari mekanisme motornya. Kebanyakan motor listrik lainnya malah tidak bisa menarik gas (mati) ketika melakukan pengereman.

Pasti masalah begini, jika mengharuskan mengerem di tanjakan. Untuk kembali melaju kalian perlu melepaskan lever rem, kemudian pelintir grip gas. Ditanjakan? torsi instan? kalian bayangkan sendiri lah ya, mun teu tijengkang mah …  😆 .

Insfrastruktur dan Fasilitas Pendukung

Insfrastruktur Pendukung Yang masih minim kerap menjadi hal yang wajib dipertimbangkan untuk membeli motor listrik. Setidaknya untuk saat ini dan beberapa tahun kedepan fasilitas pendukung diperkirakan belum memadai. Tapi akan semakin membaik perkembangannya dari tahun ke tahun.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version