Kecepatan motor sering menjadi pertimbangan selain hal lainnya misalnya harga dan keiritannya. Tidak bisa dipungkiri lagi, bukankah tujuan kalian membeli unit sepeda motor karena menginginkan mobilitas yang cepat?
Sebenarnya tidak berbeda dengan alat lainnya, misalnya handphone. Nyatanya untuk mengukur dan memperkirakan kemampuan berlari dari sebuah unit motor bisa dilihat dari spesifikasinya.
Pada umumnya spesifikasi dari motor bisa dibagi dua pada pengaruhnya terhadap kecepatannya. Yang berpengaruh positif, misalnya kemampuan mesin, gear ratio, desain aerodinamis dan lainnya. Sedangkan yang berpengaruh negatif sebagai penghambat misalnya bobot, sistem transmisi, penggerak roda dan lainnya.
1. Faktor Mesin (Power dan Torsi) Yang Paling Besar Pengaruhnya Terhadap Kecepatan Motor
Mesin adalah yang paling vital dan signifikan mempengaruhi kemampuan dan kecepatan motor untuk berlari. Terdapat berbagai jenis mesin dari kendaraan termasuk motor. Mulai dari mesin pembakaran dalam OHC (overhead camsafta) 2 tak, 4 tak, sohc, dohc, mesin OHV (overhead valve) hingga dinamo untuk motor listrik.
Dari banyaknya jenis mesin untuk menggerakan motor. Maka dapat ditarik benang merahnya. Bahwa setiap mesin ini menghasilkan tenaga (power) dan torsi untuk menggerakan motor. Pada kecepatan atau kemampuan berlari, power yang dicari. Sedangkan torsi hanya berpengaruh di awal saja dari diam hingga bergerak ke kecepatan tertentu, menggerakan motor termasuk seberapa berat bebannya.
Untuk motor konvensianal atau yang bermesin pembakaran dalam (internal combustion). Besarnya power dan tenaga mesin dipengaruhi oleh proses ledakan bbm (bensin) dan campuran udara oleh busi.
Jumlah Langkah Piston (2 tak dan 4 tak)
Mesin mempunyai siklus untuk meledakan bbm dalam upayanya menghasilkan tenaga. Pada motor 4 tak wajib melalui 4 langkah piston, sedangkan 2 tak berbeda dengan 4 tak yang hanya 2 langkah saja. Dengan begitu pada besar kubikasi atau cc yang sama mesin 2 tak lebih cepat 2x lipatnya untuk menghasilkan tenaga.
Besarnya Kubikasi Mesin (Besar cc)
Semakin besar ruang mesin dapat menampung BBM dan udara lebih banyak, sehingga ledakan akan semakin besar. Pada ujungnya output power dan torsi semakin besar.
Jumlah Katup (Valve) Pada Mesin
Katup atau valve adalah pintu masuknya campuran udara dan BBM ke ruang pembakaran. Jika katup masuknya semakin banyak maka suplay bahan bakar semakin besar dan cepat. Pastinya mempengaruhi mesin untuk menghasilkan daya ledak semakin besar.
Jumlah SIlinder Mesin
Semakin banyak jumlah silinder maka power motor semakin besar pada RPM (putaran mesin) tinggi. Langkah pistonnya lebih pendek sehingga pistonnya lebih ringan serta lebih stabil. Diameter pistonnya lebih kecil, tapi bekerja keroyokan untuk menghasilkan tenaga lebih besar di RPM tinggi. Meskipun begitu pada torsi putaran bawahnya berbanding terbalik. Masih lebih baik yang jumlah silindernya lebih sedikit.
Diameter x Langkah Piston
Konfigurasi diameter x langkah (bore x stroke) piston pastinya berbeda pada setiap unit motor. Setidaknya dapat dibagi menjadi 3 jenis. Overbore (diameter lebih besar dari panjang langkah), overstrokes (diameter lebih kecil dari panjang langkahnya) dan near square (seimbang antara diameter dan langkah pistonnya tidak lebih dari 1 mm).
Motor yang memiliki diameter lebih besar, pastinya lebih pendek pada langkah pistonnya. Hal ini menyebabkan lebih ringan dan stabil sehingga dapat menghasilkan tenaga yang lebih besar di RPM tinggi. Sebaliknya yang diameter lebih kecil dari langkahnya mempunyai keunggulan pada torsi puncak yang diraih pada RPM mesin yang tidak tinggi, meskipun begitu pada tenaganya tidak sebesar overbore. Dengan begitu overbore pasti yang terkencang.
RPM Mesin (SOHC Atau DOHC) Terkait Limitnya
Noken as yang bekerja sebagai pengatur tutup dan buka katup (valve) masuk dan keluar berbeda antara SOHC dan DOHC. Perbedaannya pada mesin SOHC dan DOHC adalah pada jumlah noken as atau camshaftnya. Sesuai namanya, jika SOHC berarti single dan DOHC berarti double.
Pada mesin SOHC pengaturan buka tutup katup masuk dan buang dikendalikan satu noken as yang berputar ditengah. Sedangkan DOHC diatur dua noken as yang bekerja secara khusus (1 untuk katup masuk dan satunya lagi untuk katup buang). Kerja noken as pada mesin DOHC lebih ringan, dengan begitu lebih stabil untuk bekerja maksimal diputaran RPM tinggi sekalipun. Sedangkan RPM ini adalah faktor yang mempengaruhi top speed kecepatan puncak.
Meskipun teknologi mesin SOHC sudah ada yang menggunakan VVA. Tetap saja karakter mesin SOHC tidak akan menyamai mesin DOHC pada performanya. Biasanya limit RPM nya lebih rendah untuk menghindari jebolnya mesin. Meskipun bisa mengimbangi tapi tidak bisa mengungguli.
Rasio Kompresi Mesin dan Kecocokan Jenis BBM
Rasio kompresi menunjukan kemampuan mesin untuk memadatkan campuran udara dan bensin. Semakin padat tentunya ledakan yang dihasilkan semakin besar. Dengan begitu spesifikasi motor yang rasio kompresinya lebih tinggi akan menghasilkan tenaga lebih besar.
Ada yang perlu digaris bawahi, bahwa setiap jenis bensin mempunyai ketahanan tertentu ketika dipadatkan. Jenis BBM yang mengandung oktan tinggi, lebih baik daya tahannya untuk dipadatkan. Sebaliknya, sedangkan oktan lebih rendah berpotensi meledak jika terlalu padat.
Jangan juga berfikir hanya dengan mengganti BBM yang nilai RONnya diatas, maka akan menambah kecepatan motor. Karena nilai RON BBM itu ada kecocokannya dengan rasio kompresi dari setiap unit motor.
2. Faktor Power Loss Atau Tenaga Yang Hilang
Mesin motor tidak langsung menggerakan roda agar motor dapat melaju. Diperlukan suatu sistem penggerak roda untuk melakukannya. Tenaga disalurkan ke sistem transmisi lalu diteruskan ke roda melalui penggerak roda.
Pada perjalanannya menuju roda, tenaga motor ini tidak secara utuh pada nilai yang sama. Artinya tenaga mesin motor ini ada yang hilang pada prosesnya. Misalnya tenaga mesin mencapai 20 HP, namun ketika di uji menggunakan dynamo meter roda tercatat hanya 17 HP saja (hilang 3 HP).
Keadaan ini bisa diartikan adanya power loss (tenaga yang hilang), yang merupakan selisih dari power on crank dan power on wheel. Besarnya tenaga yang hilang sangat tergantung sistem penggerak rodanya. Dimana rantai 5% hingga 10%, belt CVT sebesar 20% dan gardan (shaft) sebesar 30%. Dengan begitu motor dengan sistem penggerak roda rantai pasti lebih cepat dan kencang.
3. Faktor Bobot dan Berat Motor Sebagai Penghambat Kecepatan Motor
Agar bisa dipastikan dan terukur, maka satuan tenaga (misalnya horse power) ditentukan. Satuan tenaga motor adalah kesepakatan internasional untuk menggambarkan tenaga dari motor dan kendaraan lainnya.
Tenaga diperlukan untuk mendorong beban keseluruhan motor termasuk pengendara dan barang bawaannya. Tenaga motor yang lebih besar tapi membawa beban sangat berat pada banyak kasus tidak lebih baik jika dibandingkan tenaga kecil tapi bebannya sangat ringan.
Power To Weight Ratio (PWR) adalah suatu metode mengukur performa motor. Tenaga mesin setelah dikurangi power lossnya akan dibagi berat motor dan pengendaranya. Pada hasilnya semakin kecil artinya semakin baik.
4. Faktor Aerodinamis dan Kestabilan Sebagai Pendukung Kecepatan Motor
Jika diperhatikan pada kompetisi balapan kelas atas. Motor-motornya menggunakan full fairing. Misalnya pada motoGP atau WSBK sekalipun. Padahal jika mengikuti rumus power to weight ratio, seharusnya jika melepas full fairingnya maka akan mengurangi bobotnya. Sehingga akan berdampak pada kecepatan. Pernahkan berfikir seperti itu?
Jawabannya begini. Kasus ini terjadi pada kecepatan tinggi. Karena selain bobotnya sendiri, motor menghadapi beban lainnya. Salah satunya hambatan angin. Bobot yang ringan memang berpengaruh terhadap performa motor.
Jika ada angin disana maka bobot ringan akan bermasalah. Hal ini bisa dibuktikan dengan melempar bola kertas dan bola besi kecil berukuran sama, arahkan ke target, buktikan mana yang lebih stabil, cepat dan tepat sasaran? pastinya bola besi, meskipun bobotnya lebih berat karena lebih stabil.
Angin ini pengaruhnya lumayan besar untuk menghambat motor pada kecepatan tinggi. Dan full fairing adalah bentuk yang diciptakan untuk melawan angin. Meminimalisir hambatan angin bahkan memanfaatkannya untuk mendukung kecepatan.
5. Faktor Top Speed (Kecepatan Puncak) Dari Motor
Top speed adalah hanya batasan seberapa cepat motor bisa berlari. Top speed ini dipengaruhi RPM mesin, rasio reduksi total gear (gigi) dan diameter efektif roda. Meskipun tidak ada hubungannya dengan tenaga, top speed ini bisa menjadi pembeda jika terdapat dua motor yang muntahan output tenaganya sama dan kurang lebih sebanding.
6. Faktor Fitur dan Lainnya Yang Mempengaruhi Kecepatan Motor
Selain faktor-faktor yang sudah disebutkan. Sebenarnya terdapat juga faktor lainnya yang mempengaruhi kecepatan motor. Misalnya ram air system yang berfungsi memanfaatkan angin jadi tambahan tenaga. Kemudian Quick shifter yang bisa mengurangi momentum berpindah gigi. Sistem injeksi lebih baik dari karburator. Hingga jenis ban motor pada kekuatan cengkramannya ke aspal.
Bahkan motor kopling transmisi manual juga lebih mempengaruhi kecepatan jika dibandingkan motor bertrnsmisi otomatis. Setidaknya bisa menggantung RPM sebelum start atau bisa juga lompat gigi.