Banyak dari kalian yang tidak memahami arti dan perbedaan power on crank dan power on wheels pada motor. Untuk memudahkannya, admin singkat POC dan POW saja. Ya, sebagian dari kalian mungkin tau, tapi kurang memahaminya.
Baik POC dan POW ini pada kenyataannya cukup penting untuk diketahui. Karena berkaitan dengan spesifikasi performanya tenaga dan torsi pada motor kalian, yang ujung-unjungnya jadi acuan seberapa cepat kemampuan berlarinya.
Sebenarnya ketidak pahaman ini diakibatkan oleh kebingungan, karena hasil perhitungan antara keduanya berbeda. Umumnya power on crank lebih besar dari power on wheels.
Begini, data pabrikan sering dibuktikan dengan pengujian performa motor yang dilakukan secara individual menggunakan sebuah alat, dynamo meter atau lebih populer dengan istilah “dyno test”. Ternyata hasil yang didapat memang berbeda dan selalu lebih kecil dari data yang dikeluarkan pabrikan. Maka terjadilah perdebatan.
Banyak dari kalian beranggapan bahwa dyno test yang paling akurat. Parahnya ada juga yang secara “radikal” menuding bahwa pabrikan sengaja menuliskan data yang besar agar motornya laku.
Ya tidak begitu juga Bambang, justru malah power on crank itu yang paling akurat. Kenapa bisa begitu? admin akan membahasnya pelan-pelan dan mendalam secara bertahap agar otak kalian tidak “nge-lag”.
Definisi dan Pengertian Istilah Power On Crank Pada Motor
Power on crank ini adalah bagian dari data pabrikan yang dikeluarkan untuk mendeskripsikan setiap unit motornya yang dijual. Semua pabrikan motor, mulai dari honda, suzuki, yamaha, kawasaki, ktm dan lainnya melakukan hal serupa.
Bukan hanya motor, bahkan pabrikan roda empat juga melakukan hal yang sama. Ya, jangankan produk otomotif, ketika kalian membeli alat elektronik dan gadget, misalnya handphone dan laptop pasti ada spesifikasi yang tertulis sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan.
Power on crank ini merupakan bagian data yang dikeluarkan pabrikan bersamaan dengan data lainnya. Seperti misalnya torsi, spesifikasi mesin, perbandingan kompresi, dimensi ukuran, bobot basah dan kering, spesifikasi rangka hingga fitur tambahan yang melekat pada motornya.
Semua data tersebut sudah diuji secara benar dan terperinci. Hal ini dilakukan pabrikan untuk memenuhi berbagai kepentingannya. Mulai untuk menginformasikan ke calon pembeli hingga pendaftaran produknya ke otoritas terkait dan bertujuan untuk mentaati peraturan dan undang-undang otoritas tertentu.
Jadi tidak benar jika power on crank ini sampai kalian tuduh sebagai upaya pembohongan pabrikan agar motornya laku terjual. Lagian pabrikan besar sekelas mereka bukan pedagang obat pinggir jalan, jadi tidak mungkin melakukan hal yang tidak “fairplay” seperti itu.
Pengujian power dan torsi on crank oleh pabrikan ini sebetulnya sama. Pengujian menggunakan alat dynamo meter, tapi jenisnya berbeda. Ada istilah “flywheel” jika diterjemahkan bermakna roda terbang. Artinya, pengujian ini memang hanya menguji mesinnya saja secara objektif tanpa dipasang roda dan komponen lainnya selayaknya satu unit kesatuan motor yang utuh.
Definisi dan Pengertian Istilah Power On Wheels Pada Motor
Berbeda dengan metode pengujian pabrikan, pengujian power on wheels ini menggunakan dynamo meter yang biasanya menguji perputaran roda dalam keadaan semua komponen motor lengkap terpasang atau satu unit motor seutuhnya. Dengan begitu, Pastinya hasilnya tidak sama karena jika mesin sudah menyalurkan tenaga ke roda berarti melalui perantara. Salah satunya adalah sistem penggerak roda.
Sistem penggerak roda pada motor ini umumnya tiga jenis, yaitu rantai, vbelt dan gardan. Dilihat dari jenisnya saja sudah berbeda pada segi performanya. Hal ini menyangkut tenaga yang hilang atau dikenal dengan istilah “power loss”.
Rantai memiliki power loss yang sangat kecil, umumnya 5% hingga 10%. Kemudian diikuti dengan VBelt yang mengakibatkan tenaga hilang sebesar 20% bahkan lebih. Dan yang paling besar adalah gardan yang bisa menghilangkan tenaga sebesar 30% atau lebih.
Tidak hanya itu, jenis dan material penggerak roda juga mempengaruhi. Misalnya pada rantai banyak jenisnya, mulai dari rantai biasa, o-ring, x-ring dan jenis lainnya yang semuanya memiliki tingkatan berbeda dalam hal meminimalisir power loss. Lalu part lainnya juga yang berfungsi sebagai komponen penghubung mesin ke sistem penggerak roda akan mempengaruhi. Hingga oli rantai (chain lube) juga, sedikit banyaknya mempengaruhi peredaman tenaga yang hilang.
Performa Motor Jika Dilakukan Pengujian Dijalanan Secara Real Beda Lagi Hasilnya
Pada saat digunakan dijalanan pada keadaan yang sebenarnya hasilnya berbeda lagi. Misalnya kalian melihat data on crank yang tertulis bahwa kecepatan maksimal 150 km / jam. Lalu setelah diuji menggunakan dynamo meter (dynotest) hasilnya jadi 135 km / jam. Ketika kalian uji dijalanan hanya mendapatkan mentoknya di 120 km / jam saja, tapi jika orang lain yang mengujinya bisa mencapai 125 km / jam. Bingung kan?
Apa yang menyebabkan seperti itu? pastinya jika motor sudah digunakan dijalanan akan bersifat sangat subjektif. Karena kondisi “real” sesungguhnya memiliki banyak faktor penghambat.
Banyak faktor yang dikatakan peghambat, menyebabkan performa motor tidak bisa maksimal sesuai pengujian power on crank dan power on wheels. Beberapa dari sekian banyak faktor penghambatnya antara lain :
- Kondisi jalanan yang berbeda, misalnya aspal, beton, berkerikil, menanjak dan turunan
- Besarnya angin yang menghambat laju motor pada lokasi pengujian berbeda
- Bobot kalian sebagai rider akan berbeda dengan bobot rider lainnya
- Aerodinamika kemampuan melawan hambatan angin setiap motor pastinya berbeda
- Jam terbang, “skill” dan pemahaman kalian sebagai rider berbeda satu dengan yang lainnya
- Kondisi motor yang tidak standar pabrikan, mood rider dan lain-lain.
Mana yang Lebih Akurat Dari Perbedaan Power On Crank dan Power On Wheels
Sebenarnya yang paling bersifat objektif adalah power on crank. Hal ini dikarenakan power on crank ini menguji seutuhnya “dapur pacu” pada sebuah motor. Tanpa memperdulikan komponen lainnya, maka hasil besaran angka yang diperoleh menggambarkan “kekuatan” maksimal sebenarnya dari mesin.
Lalu sebuah motor perlu juga di test pada dynamo meter untuk menguji power dan torsi yang sebenarnya. Tapi admin sarankan agar kalian berfikir lebih dalam lagi. Power on wheels ini bukan menggambarkan kemampuan maksimal yang sebenarnya, tapi kemampuan pada saat ini ketika diuji. Nyatanya hasil pasti berbeda, bukan hanya jika dibandingkan dengan hasil uji pabrikan. Bahkan jika dibandingkan dengan motor lain yang sama hasilnya juga bisa berbeda.
Jadi pengujian power on wheels ini menurut admin lebih ke arah memberikan informasi yang penting, sebagai patokan untuk meningkatkan performa motor kalian. Disana ada power loss sehingga hasil yang dicapai lebih rendah dari data pabrikan. Jadi kalian harus merawat, memodifikasi serta meningkatkan performa motor agar hasil uji dynamo meter roda ini semakin mendekati power dan torsi maksimal yang dikeluarkan pabrikan.
Kemudian untuk hasil sebenarnya jika diuji dijalanan secara real, misalnya balapan drag lurus. Bisa saja Secara spesifikasi power motor kalian diatas lawan, tapi malah kalah cepat. Jawabannya karena pengujian dijalanan itu sangat bersifat subjektif, jadi tidak bisa dikatakan adil dikerakan perbedaan bobot total, skill rider, desain aerodinamika, kondisi jalanan, kondisi motor, modifikasi dan hal-hal lainnya.